Sabtu, 19 Maret 2011
Menag: Jadikan Agama Sebagai Sumber Inspirasi
Kendari(Pinmas)--Menteri Agama, Suryadharma Ali mengajak seluruh lapisan masyarakat agar menjadikan agama sebagai sumber inspirasi dan motivasi serta pedoman dalam kehidupan, sehingga terwujud kerukunan umat beragama.
"Marilah kita jadikan agama sebagai sumber inspirasi, sumber motivasi, penuntun dan pedoman dalam kehidupan kita semua," katanya yang didampigi Gubernur Sultra, Nur Alam ketika meresmikan Gedung Kantor Kementerian Agama Kota Kendari, Minggu.
Menag mengatakan, jangan memahami agama sebagaimana biasanya, tetapi harus turut di dalamnya. Agama jangan hanya dipahami sebagai penuntun ibadah dan hubungan manusia dengan Allah SWT, tetapi agama harus dipahami dalam hubungan horisontal dan untuk memperbaiki keadaan.
Menag mengatakan, pelaksanaan pembangunan harus didahului dengan kerukunan, sebab kerukunan yang terhindar dari konflik horisontal, maka pembangunan bisa berjalan dengan baik.
"Kita menghindarkan adanya konflik horisontal, konflik antar masyarakat. Kalau masyarakat rukun, maka gubernur, bupati dan walikota membangunnya enak. Tapi Kalau masyarakatnya tidak rukun, membangunnya menjadi sulit karena terkonsentrasi untuk mengatasi ketidakrukunan itu," ujarnya.
Oleh karena itu, Menag mengajak semua pemuka agama, baik Islam, Kristen, Hindu dan Budha agar tetap bersatu menjaga kerukunan.
"Jangan membuat hal-hal yang dapat menyinggung kerukunan dan perasaan keagamaan, orang atau kelompok. Jangan melakukan sesuatu yang menodai kerukunan. Ini penting satu sama lain saling menghormati," ujarnya.
Suryadharma Ali mengatakan, Indonesia menganut paham kebebasan, tetapi bukan kebebasan yang mutlak.
"Kebebasan itu harus ada batasnya, tidak ada kebebasan yg tanpa batas. Kebebasan harus dimaknai tidak termasuk di dalamnya menghina apa yang dimuliakan agama lain. Bagi yang beragama Islam tidak merusak kitab suci agama lain, dan agama lain tidak boleh mengubah-ubah kitab suci agama Islam," ujarnya.
"Orang yang mengaku beragama Islam juga tidak boleh mengutak-atik dan mengubah-ubah kitab suci agama Islam. Mereka yang mengaku Islam harus konsisten dengan prinsip-prinsip keislaman. Nabi terakhir adalah Nabi Muhammad SAW, titik tdak ada lagi argumentasi lain. Kitab Suci agama Islam adalah satu-satunya Alquran, titik tidak ada lagi kitab suci lain," ujarnya.
Menag mengajak umat Islam agar menjaga kerukunan jangan sampai ada kelompok manapun yang mengaku Islam, tetapi prinsip-prinsip keIslamannya tidak sesuai dengan prinsip yang berlaku dan yang dipahami oleh mayoritas Islam di Indonesia, bahkan di dunia.
"Ini harus kita jaga, jangan agama teracak-acak karena kebebasan yg tanpa arah atau kebebasan mutlak. Tidak ada kebebasan mutlak di Indonesia, kecuali hanya Allah SWT. Jadi kalau ada landasan pemikiran yang meracuni pemikiran kita supaya kita masuk dalam era kebebasan yg tanpa batas itu, jelas pandangan itu sesat dan kita harus tolak," ujarnya. (ant/es)
sumber : http://www.kemenag.go.id/index.php?a=detilberita&id=7283
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar